Adab – adab dalam upacara pernikahan adalah sbb :
Tidak bercampur baur antara pria dan wanita.
Hal ini untuk menghinari “zina mata” dan “zina hati”. Hal ini berdasarkan firman Allah : "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra’ : 32).
Islam sangat preventif sekali dalam menanggapi masalah zina. Islam tidak saja melarang perbuatan zina, melainkan juga melarang segala sesuatu yang mendekati zina, dengan mencegah dan menutup aurat semua jalan yang mendorong terjadinya zina, di antaranya dengan menyuruh laki-laki menundukkan pandangannya terhadap wanita. “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS 24 : 30)
Allah menggunakan kata “min” untuk menyatakan sebagian dari pandangan. Yang dimaksud dengan menundukkan pandangan bukanlah menundukkan pandangan atau memejamkan mata, melainkan mengandung pengertian bahwa harus membatasi pandangan kepada lawan jenis yang bukan muhrimnya. Sehingga gejolak nafsu seks dapat kita rendam dan kita rendam dan kita kendalikan.
Allah juga menyuruh wanita-wanita menundukkan pandangan terhadap laki-laki yang bukan muhrimnya. Wanita juga disuruh mengenakan kain penutup tambahan dari kepala sampai ke dada yang dikenal dengan istilah jilbab. "Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka…" (QS. An-Nur : 31).
Namun terkadang umat islam masih banyak yang memandang aneh terhadp orang yang melaksanakan tuntutan di atas. Padahal umat islam sudah tidak asing lagi dengan pemisahan antara laki-laki dan wanita. Bukanlah ketika sholat di masjid, jama’ah laki-laki terpisah dengan jama’ah wanita? Lalu kenapa walimah hal ini menjadi asing bagi kita?
Artikel Terkait: